Puisi Oleh: Katrin Petege
Mimpi yang kurindukan Diatas tanah ini, Tanah yang dulu sunyi, kini penuh arti. Hanya batu, pasir, dan tumpukan tanah, Namun di baliknya ada mimpi yang tak kalah indah.
Hari itu, matahari bersinar cerah, Tangan-tangan bekerja tanpa lelah, Keringat jatuh bersama doa yang lirih, Menyulam harapan walau letih.
Nama tertulis penuh arti, Pembagunan Asrama Swadaya "Simapitowa" Lahir dengan Tujuan, cinta, dan kebersamaan.Asrama Bukan sekedar bangunan, melainkan Harapan,
Tak mau cita-cita terkubur sia-sia. Asrama harapan ku, harapan kami, bagi jiwa yang ingin Maju melawan ketidakadilan. Ada tawa di antara suara palu dan cangkul,
Ada senyuman yang menutupi rasa takut yang ngilu. bahagia melihat mu, Walau hanya bayang yang terus menghantui.. Tetap Bahagia melihat arti perjuangan ini.
Namun tak selalu tawa yang kami rasa,Ada juga sedih yang datang seiring terbenamnya matahari.Ketika hujan turun mengguyur Rumah tua yang kian usang, Kami tak pernah berhenti untuk bermimpi.
Sedih rasanya, lemari inspirasi ku dipenuhi deraih air mata, Namun tetap konsisten, karena kami yakin semua akan tumbuh. Setiap batu yang diletakkan hari ini, Adalah janji bahwa impian akan berdiri nanti.
Kami terus membayangkan hari-hari indah di masa depan, Ketika asrama seutuhnya berdiri megah di halaman. Anak-anak tertawa di pagi hari, Belajar bersama tanpa henti. Di malam hari, doa bergema di kamar kecil, Suara lembut menggantikan sunyi yang memilin.
Tak ada lagi tangis rindu yang berat, Hanya kehangatan persaudaraan yang terus mengalir. Kami terus bermimpi juga berharap untuk sampai,
jalan ini masihlah panjang, Kadang terasa berat, kadang penuh bimbang. Namun kami percaya, Setiap usaha tak akan sia-sia.
swadaya Simapitowa, kami menaruh harap padamu, Jadilah rumah yang meneduhkan kalbu. Tempat kami tertawa, menangis, dan belajar, Tentang hidup, tentang sabar, dan tentang benar.
Kini baru batu pertama yang kami letakkan,Namun semangat kami takkan pernah ditinggalkan. kami tahu, di balik setiap batu dan tanah ini, Ada kisah perjuangan, cinta, dan mimpi.
kelak, saat bangunanmu berdiri tegak, Kami akan menatapmu dengan bangga dengan kata yang tak terucap. Mengingat hari-hari saat kami berjuang bersama, Dengan hati yang piluh, jiwa kami selalu percaya.
Swadaya Simapitowa, jadilah saksi waktu, Bahwa kami pernah berjuang dari nol untukmu. Meski sederhana, engkau lah lambang cita-cita, Tempat tumbuhnya harapan dan keluarga kedua.
Jayapura; 5 November 2025

0 Komentar