Impian Pelajar Mahasiswa Pondok Sobetan: Perjalanan Menuju Rumah Beton

Di tengah hiruk-pikuk kota studi Jayapura yang terus berkembang, berdirilah sebuah tempat sederhana namun sarat makna, Pondok Sobetan. Di sinilah para mahasiswa dari berbagai pelosok SIMAPITOWA di tanah Papua berkumpul, belajar, dan berjuang menapaki jalan panjang menuju masa depan. Dinding papan yang mulai lapuk, atap seng yang bocor tiap hujan, dan lantai tanah yang tak rata menjadi saksi bisu perjuangan mereka menuntut ilmu di tengah segala keterbatasan.

Namun di balik kesederhanaan itu, tersimpan api semangat yang tak pernah padam. Pondok Sobetan bukan sekadar tempat persinggahan, melainkan rumah perjuangan ruang di mana nilai kebersamaan, kemandirian, dan keimanan tumbuh subur bagi mereka yang merantau jauh dari keluarga. Di pondok inilah para pelajar mahasiswa belajar arti sejati dari kesabaran, gotong royong, dan rasa syukur dalam menjalani kehidupan sebagai pencari ilmu.

Tahun demi tahun berlalu, dan dari keterbatasan itu lahirlah sebuah impian besar, memiliki asrama permanen yang kokoh dan layak, sebagai simbol kemajuan serta kemandirian pelajar mahasiswa SIMAPITOWA di Jayapura. Impian ini bukan lahir dari keinginan akan kemewahan, melainkan dari kesadaran kolektif bahwa setiap generasi berhak atas lingkungan yang lebih baik untuk belajar, beribadah, dan bertumbuh menjadi pribadi yang bermanfaat bagi masyarakat.

 Ia menjadi wujud gotong royong yang menggabungkan tenaga, pikiran, dan doa dari para mahasiswa, alumni, tokoh masyarakat, serta orang-orang baik yang peduli pada pendidikan anak bangsa. Dengan semangat swadaya, proses pembangunan dimulai merancang, mengumpulkan dana, membeli bahan, hingga menata struktur sedikit demi sedikit tanpa menunggu bantuan besar, karena mereka percaya bahwa perubahan sejati dimulai dari diri sendiri.

Setiap batu bata yang disusun bukan sekadar bahan bangunan, melainkan simbol perjuangan. Setiap tetes keringat adalah wujud cinta dan tekad untuk berdiri di atas kaki sendiri. Dalam perjalanan itu, para mahasiswa belajar tentang arti kerja keras, pentingnya persatuan, dan kekuatan doa yang menyertai setiap langkah.

Asrama beton yang sedang dibangun ini kelak akan menjadi rumah bagi generasi penerus Papua yang berilmu, berkarakter, dan berakhlak. Tempat di mana nilai-nilai keagamaan, keilmuan, dan sosial kemasyarakatan dipupuk dengan kasih dan disiplin. Di sinilah mereka bukan hanya belajar teori di bangku kuliah, tetapi juga belajar menjadi manusia yang berkomitmen membangun tanahnya dengan semangat kebersamaan dan rasa tanggung jawab.

Lebih dari itu, asrama ini akan menjadi pusat pembinaan dan pengkaderan mahasiswa tempat tumbuhnya calon pemimpin Papua yang siap mengabdi di berbagai bidang. Dari ruang-ruang sederhana yang dibangun dengan tangan sendiri, akan lahir ide-ide besar dan semangat baru untuk membangun bangsa dari timur.

Perjalanan dari Sobetan menuju Beton bukanlah perjalanan singkat. Ia penuh lika-liku, tantangan, dan ujian. Namun pada setiap langkah terdapat keyakinan bahwa Tuhan menyertai perjuangan yang tulus. Ada harapan besar bahwa suatu hari nanti, para mahasiswa yang kini tinggal di pondok sederhana akan berdiri di depan asrama megah yang mereka bangun sendiri dan berkata dengan bangga.

Kini, pembangunan asrama swadaya RPM SIMAPITOWA di Jayapura bukan lagi sekadar proyek, tetapi  gerakan perubahan sosial dan spiritual. Ia mengajarkan bahwa kemajuan tidak hanya datang dari bantuan luar, tetapi dari persatuan, doa, dan tekad untuk maju bersama.

Dari Sobetan menuju Beton, dari impian menuju kenyataan begitulah kisah panjang mahasiswa RPM SIMAPITOWA. Kisah tentang keberanian bermimpi di tengah keterbatasan, tentang kerja keras yang tak kenal lelah, dan tentang cinta pada ilmu serta tanah kelahiran.

Dan ketika rumah beton itu berdiri tegak di bumi Jayapura, ia akan menjadi lebih dari sekadar bangunan fisik. Ia akan menjadi monumen hidup dari perjuangan dan pengorbanan. Rumah harapan, tempat di mana mimpi-mimpi besar mahasiswa SIMAPITOWA akan terus tumbuh dan menembus batas langit masa depan.


Penulis Adalah Kaleb G Mote Mantan Pengurus Rpm SIMAPITOWA Di Jayapura 

Posting Komentar

0 Komentar