Surat Cinta dari Mahasiswa SIMAPITOWA untuk Bupati Nabire dan Dogiyai

 



Surat Cinta dari Mahasiswa SIMAPITOWA untuk Bupati Nabire dan Dogiyai


Jayapura, di bawah kaki gunung Abepura, November 2025


Kepada Yth. Bapak Bupati Nabire dan Bupati Dogiyai Yang kami hormati dan kasihi, Salam hormat dan salam kasih dari kami, anak-anakmu yang kini belajar dan berjuang di kota studi Jayapura.

Kami menulis surat ini bukan dengan tinta emas, tetapi dengan air mata dan harapan  dari hati yang rindu akan perhatian, dan dari kerinduan yang telah kami pelihara selama bertahun-tahun.

Bapak Bupati yang terkasih, Tahukah Bapak, bahwa sejak tahun 2008 kami, mahasiswa dan pelajar RPM SIMAPITOWA (Siriwo, Mapia, Piyaiye, Topo, dan Wanggar) telah bermimpi memiliki asrama sendiri di kota Jayapura?

Bukan bangunan megah yang kami inginkan, melainkan rumah sederhana tempat kami bisa belajar, berdoa, dan saling menguatkan. Sebuah tempat di mana nilai, disiplin, dan persaudaraan ditanamkan  agar kami bisa pulang suatu hari nanti membawa perubahan bagi tanah kelahiran kami.

Namun, perjalanan ini panjang, Bapak. Terlalu panjang. Selama 17 tahun, rencana itu selalu dimulai dan terhenti. Kami tumbuh dengan cerita tentang rencana asrama yang “akan dibangun,” tapi tahun demi tahun, yang kami lihat hanya papan nama dan janji yang belum sempat menjadi nyata.

Kami berpindah-pindah kos, menumpang di rumah teman, dan kadang harus memilih antara bayar uang sewa atau uang makan. Tapi satu hal tidak pernah kami tinggalkan: mimpi tentang Asrama Syuwadaya

Bapak yang kami hormati, Pada Sabtu, 25 Oktober 2025, sejarah baru kami mulai. Kami menanam batu pertama pembangunan Asrama Syuwada RPM SIMAPITOWA dengan tangan kami sendiri, dengan dukungan masyarakat kecil dari kampung, dan dengan keyakinan bahwa Tuhan tidak akan membiarkan mimpi ini mati.

Kami tidak punya banyak dana, tapi kami punya semangat dan kasih sayang terhadap pendidikan.

Bapak Bupati, Kami tahu Bapak juga lahir dari perjuangan, dan kami percaya Bapak mengerti arti rumah bagi anak-anak yang merantau jauh. Karena itu, izinkan kami menulis surat cinta ini  bukan untuk meminta belas kasihan, tetapi untuk mengetuk hati Bapak agar melihat kami dengan mata seorang ayah.

Kami tidak datang menuntut, kami datang memohon dengan cinta Bantulah kami membangun rumah ini. Rumah yang akan menjadi tempat bagi anak-anak Nabire dan Dogiyai belajar tentang ilmu, iman, dan pengabdian. Rumah yang akan melahirkan pemimpin masa depan dari rahim Mapia dan Siriwo. Rumah yang akan menyatukan nama besar dua daerah yang telah melahirkan banyak putra dan putri cerdas.

Kami tahu, Bapak sering menerima banyak proposal dan permintaan. Tapi surat ini berbeda, Bapak. Ini bukan proposal proyek, ini surat cinta dari generasi muda yang haus akan perhatian. Surat yang ditulis dari hati, bukan dari kantor. Surat yang membawa pesan bahwa setiap batu yang akan berdiri di Asrama Syuwada adalah doa, kerja keras, dan cinta dari kami  dan kami ingin Bapak menjadi bagian dari sejarah itu.

Kami percaya, cinta tidak selalu diucapkan dengan kata-kata, tapi dibuktikan dengan tindakan. Maka, jika Bapak memberi perhatian dan dukungan  moral maupun material  bagi pembangunan asrama ini, itu bukan sekadar bantuan, tapi tanda kasih seorang ayah kepada anak-anaknya di tanah rantau

 Kelak, ketika Asrama Swadaya berdiri kokoh di bawah kaki gunung Abepura, kami akan selalu mengenang nama Bapak dalam setiap doa dan dinding-dinding asrama itu. Sebab, tanpa cinta dan tangan Bapak, rumah ini tidak akan pernah berdiri.

Kami menutup surat ini dengan satu kalimat yang sederhana, tapi penuh makna:

“Kami tidak ingin menjadi generasi yang hanya pandai berbicara tentang perubahan, tetapi generasi yang menempati rumah hasil kerja keras dan cinta bersama.” terima kasih, Bapak, karena sudah membaca surat kami ini dengan hati.

Doa kami selalu menyertai Bapak dalam memimpin, dan semoga langkah Bapak diberkati dalam setiap kebijakan yang berpihak pada pendidikan anak-anak Papua.

Dengan cinta dan hormat yang tulus,Kami, mahasiswa dan pelajar RPM SIMAPITOWA Jayapura(Siriwo, Mapia, Piyaiye, Topo, dan Wanggar) Biro Media dan Pers


Posting Komentar

0 Komentar